Senin, 10 September 2012

introduce

let me introduce who i am ....

i just a young lady ...

that will always cherish you....

i don't care what's going on tomorrow....

whatever happens...happens...

just try the best in my life ...

that's i am ....


FROM MALAYSIA TO THAILAND



            Aku gak pernah nyangka kalau penerbangan pertama ku akan ke luar negeri. Bulan Februari tahun 2012 kemarin aku ikut studi banding dari kampusku ke sebuah universitas negeri di penang, Universitas Utara Malaysia (UUM). Hari selasa, pukul 7 pagi pesawat Sriwijaya Air yang aku tumpangi take off. Aku beserta teman lainnya merupakan mahasiswa sebuah universitas negeri di kota medan dengan jurusan bahasa inggris. Kami juga membawa 4 orang dosen pada saat itu.
Malaysia, sebenarnya aku kurang suka dengan nama Negara ini. karena seringnya kerusuhan antar Negara kami (Indonesia) dengan Malaysia. Tapi aku tak pernah membenci warga Malaysia itu sendiri, aku hanya membenci nama Negara itu saja. Tak ada hak bagiku untuk membenci warga Malaysia, terlebih seluruh mahasiswa di kampus yang akan kami datangi itu sangat baik.
Sungguh, mereka sangat welcome dengan kehadiran kami. Selama seminggu kami melakukan studi banding di kampus itu tak sedikitpun kami merasa kurang nyaman bahkan kesal. Di kampus itu terdiri dari tiga etnis, melayu, india tamil dan Chinese. Sama seperti di kampusku, pergaulan mereka juga pakai sistem gap, antar etnis jarang sekali terlihat kompak. Mereka hanya berteman dengan sesama etnis mereka saja.
Selama seminggu kami tinggal di asrama yang letaknya ada didalam kampus itu sendiri. Khusus untuk aku dan ke delapan temanku kami dapat di tingkat paling atas, lantai empat. Bayangkan saja, selama seminggu disana, kami harus menaiki puluhan anak tangga untuk menuju kamar kami, tak ada yang namanya lift. Tapi itu yang membuatku lucu, ketika hendak naik turun tangga aku dan kawanku selalu menghitung jumlah anak tangga yang sudah kami lewati berbarengan, kami tak sadar kalau itu sudah mengganggu penghuni di asrama itu karena suara cekikikan kami.
Yang paling berkesan tentu saja pada saat malam terakhir, di pesta malam budaya. Suasana pesta awalnya terkesan monoton, tapi saat acara sudah mau berakhir, kami sibuk foto-foto perpisahan dengan mereka. Sungguh, suasana ini yang sangat aku sukai. Kami sharing dengan mahasiswa Indonesia yang berkuliah di sana. Gak nyangka ternyata cukup banyak juga budak Indonesia yang berkuliah disana, sekitar ratusan. Budak?  Ya, kami disana dipanggil budak-budak Indonesia. Budak berarti: anak.
Masalah bahasa disana tidak terlalu beda dengan bahasa Indonesia, hanya saja logatnya yang cukup berbeda, aku tak merasa kesulitan saat berkomunikasi dengan mereka. Oh iya, aku paling suka memperhatikan pakaian mahasiswa-mahasiswa disana, sangat berbeda dengan suasana kampusku. Mahasiswi disana memakai baju kurung melayu, yang motif atasan dengan roknya sama. Sedangkan mahasiswa disana, memakai kemeja, dasi, celana ceper. Sangat rapi bukan? Dan tentu saja menambah kharisma mereka sebagai mahasiswa. Tidak seperti dikampusku, masih saja ada mahasiswa mengenakan kaos oblong dan sandal jepit di kampus.
Aku suka ketika mandi disana, kamar mandi yang kira-kira hanya berukuran 1x1 dan hanya di huni oleh sebuah shower. Ya, seperti film-film barat yang sering ku tonton di televisi.
Hari terakhir, kami shopping ke Thailand. Kupikir belanja di Thailand sama saja ketika aku belanja di pasar petisah di negaraku. Harus repot menawar dan barang-barang yang dijual tidak begitu bagus. Bahasa yang dipakai disana bahasa melayu, mereka tidak begitu fasih berbahasa inggris. Mungkin karena kami hanya diajak ke pasar tradisionalnya saja ya. Di Thailand yang paling sulit adalah ketika mencari makanan halal. Kami sempat menunda makan siang karena tak kunjung dapat makanan berlabel halal. Bayangkan saja belanja dalam keadaan perut kosong, sungguh tidak bersemangat ya.
Makanan kesukaanku ketika di Malaysia adalah tomyam cumi. Rasanya seperti kuah  sayur pedas manis di negaraku. Oh iya, sekali makan di Malaysia paling tidak menghabiskan uang 5 ringgit plus minumannya, kalau di negaraku itu sekitar Rp. 15.000, lumayan mahal ya? Karna kalau dikampusku, Rp.10.000 adalah harga yang biasa di kantin kami. Cukup sekian dulu ya!





BISMILLAH



Bismillahirrahmanirrahim.
Tak perlu mencari kekasih (istri) secantik BALQIS
Jika diri tak seindah SULAIMAN
Mengapa mengharap suami setampan YUSUF
Jika kasih tak setulus ZULAIKHA
Tak perlu diri mendamba teman hidup seteguh IBRAHIM
Jika diri tak sekuat SARAH
Mengapa didamba teman hidup seistimewa KHADIJAH
Jika diri tak sesempurna RASULULLAH SAW